KABUPATEN/KOTA SEHAT, KAB. SUKABUMI CALON PENERIMA SWASTI SABA WISTARA 2
-->

Advertisement


KABUPATEN/KOTA SEHAT, KAB. SUKABUMI CALON PENERIMA SWASTI SABA WISTARA 2

LKI CHANNEL
23 September 2021

LKI-CHANNEL , SUKABUMI


Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu peserta Kabupaten/Kota Sehat tingkat nasional, artinya Kabupaten terluas kedua se Jawa Bali itu menjadi calon penerima Swasti Saba Wistara 2.




Untuk memastikan kelayakannya, tim penilai Kabupaten/kota sehat datang ke Sukabumi untuk melakukan Verifikasi uji faktual. Tim Penilai diterima oleh Wakil Bupati Sukabumi, H. Iyos Somantri di Pendopo, Kamis (23/9/2021)

Menurut H. Iyos masuknya Kabupaten Sukabumi sebagai calon penerima swasti saba wistara 2 diraih melalui perjuangan yang begitu panjang.

"Mudah-mudahan (menjadi penerima swasti saba wistara 2) bisa terealisasi," ujarnya.

Masih dikatakan H. Iyos, kehadiran tim penilai bisa mendorong dan memotivasi Forum Silaturahmi Kabupaten Sukabumi Sehat (FSKSS) melakukan hal yang lebih baik lagi. Apalagi, verifikasi faktual ini bisa melihat realita yang sebenarnya.

"Sehingga bisa membuktikan antara data yang ada dengan kondisi di lapangan," ucapnya.

Oleh karena itu, berbagai kerja keras dilakukan Kabupaten Sukabumi demi terciptanya lingkungan dan situasi yang kondusif, nyaman, dan sehat bagi masyarakat serta lingkungan.

"Kerja keras yang dilakukan selama ini tidak akan sia-siak Sehingga, kinerja kami betul-betul dirasakan masyarakat," ungkapnya.

Berkaitan verfikasi ini, H. Iyos berharap semuanya berjalan aman dan lancar. Termasuk hasil yang didapat bisa memuaskan.

"Mudah-mudahan penilaian Kabupaten/Kota sehat ini berjalan baik dan lancar," harapnya.




Ketua Tim Verifikasi Lapangan  Pusat  Tutut Sri Indrayani mengatakan, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah yang lolos sebagai peserta Kabupaten/Kota sehar tingkat pusat. Dengan demikian, kehadiran tim penilai untuk melihat inovasi-inovasi yang tertuang dalam dokumen secara langsung.

"Di sini, kami tidak mencari kekurangan. Tetapi menilai dari verifikasi dokumen yang masuk ke pusat. Mencari hal yang angkanya belum sempurna dan maksimal," bebernya.

Tutut Sri Wahyuni menambahkan penilaian ini sangat ketat apalagi untuk mencari yang terbaik di antara baik.

"Dari ratusan daerah yang ikut, kami mencari yang terbaik di antara yang baik," pungkasnya.

(Yp)