Panglima jampang tandang dengan julukan si peci merah turun langsung kelokasi atas aduan masyarakat tentang retribusi di pantai minajaya
-->

Advertisement


Panglima jampang tandang dengan julukan si peci merah turun langsung kelokasi atas aduan masyarakat tentang retribusi di pantai minajaya

LKI CHANNEL
12 April 2024

LKI-CHANNEL , SUKABUMI 


Pungutan Retribusi masuk ke pantai Minajaya yang mahal  membuat wisatawan kecewa berada di antara Desa Buniwangi dan Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi diprotes warga setempat. Pasalnya selain mahal, dampak pembangunan ke Pantai Wisata Minajaya cenderung minim.


Berdasarkan pantauan dilapangan Kamis 11/04/2024  jalan dan fasilitas disekitar pantai cenderung rusak tidak tertata dengan baik,dan semuanya harus banyar dari mulai parkir,sampai ke WC juga harus bayar. Banyak wisatawan yang  mengeluhkan retribusi tersebut karena tidak sesuai dengan fasilitas pendukung yang ada.


Sorotan serta kritik pun muncul salah satunya dari Paguyuban Jampang Tandang Makalangan ( JTM )  terkait dengan banyaknya informasi dan juga ada beberapa masukan dari wisatawan lokal maupun dari luar daerah, yang mengeluhkan beberapa retribusi dan juga pungutan yang diterapkan di beberapa lokasi wisata yang ada di wilayah Pajampangan.


Hal tersebut di khawatirkan akan menjadi citra yang kurang baik, dan para pengunjung menjadi kapok untuk kembali berwisata ke wilayah Pajampangan. Hal tersebut di sampaikan oleh panglima Paguyuban JTM yudi pratama sipeci merah


“Wilayah Pajampangan ini merupakan salah satu wilayah yang memiliki beragam objek wisata, namun sangat disayangkan cerita yang muncul bukan tentang keindahannya, melaikan tentang banyaknya pungutan – pungutan yang menyebabkan para pengunjung kapok untuk kembali berwisata di wilayah Pajampangan”. Tutur yudi


Lebih lanjut yudi juga menggambarkan salah satu Objek Wisata Pantai Minajaya, menurutnya retribusi yang wajibkan kepada pengunjung tidak sesuai dengan keadaan dan fasilitas yang menunjang, sehingga banyak pengunjung yang mengeluhkan akan hal tersebut.


“Retribusi masuk harus dibayar, terus  parkir bayar lagi, ke WC juga bayar lagi, sehingga hal tersebut dikeluhkan pengunjung sehingga muncul image yang kurang bagus terkait objek wisata di wilayah Pajampangan”. Ujarnya.


Yudi berharap adanya perbaikan dimasa yang akan datang, dan juga pemerintah bisa berkolaborasi dengan penduduk lokal, agar bisa bersinergi salah satunya mengenalkan budaya khas Pajampangan dan juga memberdayakan  UMKM lokal untuk mempersiapkan cendera mata dan oleh – oleh khas Jampang.


” Kami dari Paguyuban sangat prihatin dengan kondisi dan keadaan ini, dimana masyarakat lokal tidak diajak bicara dan dilibatkan, yang seharusnya bisa memaksimalkan peran sebagai warga pribumi tentunya untuk Jampang yang lebih baik”. Harapnya


Yudipun mengaku sudah berkoordinasi dengan seluruh jajarannya untuk melakukan pemantauan dan kajian terkait dengan beberpa objek wisata yang ada diwilayah Pajampangan.


“Sesuai dengan arahan dan intruksi Ketum JTM, sudah di intruksikan kepada semua jajaran untuk memantau dan melakukan kajian untuk bahan nanti kita bersurat secara resmi kepada Pemda dan pihak terkait, terkait dengan sarpras, tatakelola beberapa objek wisata yang ada diwilayah Pajampangan, dan bila di perlukan kita minta audiensi terkait dengan hal ini”. Pungkas  yudi


Diketahui, sejak libur lebaran Idul Fitri 2024 banyak wisatawan lokal ataupun nasional yang berbondong-bondong mendatangi wisata pantai Minajaya. Pantai Minajaya sendiri merupakan pantai dengan pesona yang luar biasa selain pantai Ujung Genteng yang menjadi tujuan wisatawan untuk berlibur.


(Ateu/ellah)