Ketua Umum LPKDN Jelaskan Tulisan Dinding Atau Mural Sebagai Media Kritik kebebasan Berekpresi
-->

Advertisement


Ketua Umum LPKDN Jelaskan Tulisan Dinding Atau Mural Sebagai Media Kritik kebebasan Berekpresi

LKI CHANNEL
26 August 2021

LKI-CHANNEL , SUKABUMI


Beberapa waktu terakhir ini banyak Mural bernada kritik yang terus bermunculan di berbagai tempat , Kemunculan mural dinilai berkaitan dengan kondisi masyarakat di masa pandemi Covid-19 saat ini. Narasi mural yang disampaikan bermacam-macam masih berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mengkritik situasi sulit.


Kali ini datang dari masyarakat Kabupaten Sukabumi. Tak jelas siapa pembuat tulisan tersebut. Hanya saja di bagian pagar bangunan yang telah lama kosong terdapat sebuah tulisan "Mereka Foya-Foya Rakyat Menderita'. Tulisan tersebut mengunakan cat pilox di bagian pilar sebelah kiri pagar bertulisan "Seni Bukan"  sebelah kanan pilar bertulisan "Kriminal" yang ukurannya lebih kecil, jika di sambung "Seni Bukan Kriminal" 


Menurut Hidayat (47), seorang warga yang berjualan rokok persis di depan coretan dinding tersebut tidak jauh dari Kantor Kelurahan Cibadak, tulisan tersebut baru beberapa hari ini ada di tembok pagar tersebut. Namun dirinya tidak mengetahui kapan pastinya tulisan itu dibuat. (26/08/2021)


Sebelum ada tulisan tersebut bangunan rumah yang sudah lama kosong itu ada pagar besinya, beberapa Minggu yang lalu pagarnya pada hilang hanya menyisakan beberapa pagar, berselang beberapa hari baru ada tulisan tersebut."ujarnya


Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Konsumen Darma Nusa (LPKDN) DPP Kabupaten Sukabumi Yopi Sulaiman S.E menyampaikan ungkapan melalui tulisan di dinding sudah dikenal sejak jaman dulu untuk menjadi media komunikasi bagi masyarakat.


Yopi menuturkan mungkin ini bentuk sebuah penyaluran kritik  anak milenial melalui tulisan. Ya mungkin ini suatu ungkapan di masa pahit seperti ini, kebutuhan perut tak terpenuhi meledak di mulut melalui tulisan.


Hal ini juga mungkin terkait maraknya kritik melalui mural yang dilakukan di sejumlah tempat. Saya memahami bahwa tulisan tersebut hanya cara mengekspresikan masyarakat untuk mengkritik pemerintah.


Ini dimensi seni, tambahnya, wajar bila tulisan dijadikan sebagai bentuk keluh kesah atau pun perlawanan, kritik ataupun harapan, dan sah saja bila penempatannya di ruang publik agar dilihat publik.


(Almiat)