Proyek Jaling CV.Santika Jaya Rp214 Juta di Sempur Disorot, Tim Coring Turun ke Lapangan, Warga Tetap Kecewa
-->

Advertisement


Proyek Jaling CV.Santika Jaya Rp214 Juta di Sempur Disorot, Tim Coring Turun ke Lapangan, Warga Tetap Kecewa

LKI CHANNEL
22 October 2025

LKI Channel - Purwakarta


Purwakarta, 21 Oktober 2025 — Setelah ramai diberitakan mengenai proyek Jalan Lingkungan (Jaling) Paket 29 dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Purwakarta yang menelan anggaran sebesar Rp. 214.014.001,00 dan dikerjakan oleh CV. Santika Jaya, kini proyek yang berlokasi di Kampung Sempur RT 003/RW 001, Desa Sempur, Kecamatan Plered tersebut kembali menjadi sorotan publik.


Pasalnya, proyek yang baru rampung diduga memiliki kualitas buruk dan dikerjakan secara asal-asalan. Menyikapi pemberitaan dan keluhan warga, tim koring dari Disperkim Purwakarta langsung melakukan pengecekan lapangan pada Selasa, 21 Oktober 2025.


Namun, kedatangan tim tersebut justru menimbulkan dugaan baru. Sesaat sebelum pengecekan dilakukan, tampak beberapa bagian jalan yang sebelumnya mengelupas telah ditambal menggunakan acian cair. Warga menduga adanya “tambal sulam dadakan” yang dilakukan agar tampilan proyek tampak lebih baik saat diperiksa.


Pengecekan Diduga Tidak Menyeluruh


Dalam proses pengecekan, tim koring tampak melakukan uji ketebalan hanya di titik-titik yang terlihat lebih tebal. Sementara di beberapa titik lain yang tampak tipis dan belum kering tidak dilakukan pemeriksaan, dengan alasan titik uji telah ditentukan berdasarkan koordinat awal.


Rizki, salah satu anggota tim koring dari Disperkim, menjelaskan bahwa proses pengujian kualitas akan dilanjutkan di laboratorium.


“Harusnya saat mau cor, minta mix desain-nya dulu ke lab. Dari situ bisa diketahui kebutuhan pasir dan semen sesuai mutu beton. Nah, untuk kualitas nanti hasil koring ini dibawa ke lab untuk diuji. Kalau sudah keluar hasilnya, kami juga akan beri catatan mana saja yang harus diperbaiki,” ujarnya.


Rizki juga menambahkan bahwa umur bangunan semestinya standar minimal lima tahun, dengan catatan selama masa pengerjaan harus dilakukan penyiraman rutin agar beton tidak cepat retak.


Terkait pemakaian alas plastik dan kondisi pinggir jalan yang tampak keropos, Rizki mengatakan:


 “Harusnya memang pakai plastik. Sepertinya ini kurang diketuk saat penghamparan coran. Biasanya saat penghamparan harus diketuk-ketuk supaya corannya padat ke bawah.”


Warga Kecewa, Sebagian Harus Tambah Semen Sendiri


Setelah tim koring meninggalkan lokasi, sejumlah warga mengungkapkan kekecewaan mereka kepada awak media. Seorang warga mengaku harus membeli semen sendiri untuk memperbaiki bagian jalan di depan rumahnya.


 “Itu luntur lagi, tipis dan kurang semen, Pak. Saya kasih tahu ke pekerjanya supaya bagus, tapi tetap aja. Tadi pagi baru diaci lagi karena tahu mau ada pengecekan. Kalau yang di depan rumah ini mah bagus karena saya beli semen sendiri pakai uang pribadi,” ujarnya.


Warga lain juga mengeluhkan hal serupa.

“Kayaknya nggak akan bertahan lama, Pak. Baru kena hujan aja sudah kelihatan koralnya. Katanya udah dicek, tapi yang dicek cuma bagian bagus aja. Banyak yang di sini ngerti proyek, jadi tahu kalau kualitasnya kurang,” tutur seorang warga lain.


Selain itu, beberapa ibu rumah tangga juga mengeluhkan rumahnya yang kini tergenang air saat hujan, karena permukaan jalan lebih tinggi dari rumah dan tidak ada saluran drainase di sisi jalan.


Tuntutan Warga untuk Evaluasi Menyeluruh


Proyek Jaling Disperkim Purwakarta di Desa Sempur kini kembali menuai sorotan dan kekecewaan warga. Warga menilai pengecekan yang dilakukan Disperkim hanya bersifat formalitas dan tidak menyentuh akar permasalahan kualitas pekerjaan.


Masyarakat berharap Disperkim Kabupaten Purwakarta segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek tersebut dan memberikan solusi konkret agar jalan bisa bertahan lama serta memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.


( Yn/ Yd)