Inibaca.online BANDUNG BARAT
Nabila Fitria Nuraini (18) salah seorang siswa SMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat meninggal dunia. Korban disebut mengalami gangguan kejiwaan usai diduga mengalami perundungan atau bullying oleh temannya sendiri selama tiga tahun.
Korban meninggal 30 Mei 2024 lalu hingga akhirnya viral di media sosial. Kasus dugaan perundungan atau bullying itu viral di media sosial usai dibagilan akun X @jissookkim. Dalam unggahan akun tersebut, dijelaskan korban kerap mendapat perundungan selama tiga tahun, baik secara fisik maupun verbal. Korban diketahui merupakan warga Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB.
Amanda (18), teman masa kecil korban memberikan kesaksian kejadian dugaan perundungan yang dialami Nabila selama masa sekolahnya. Meski kerap bercerita, kata dia, namun Nabila tak pernah mengungkap secara gamblang kejadian yang dialaminya.
"Cerita ke kita juga suka menceritakan yang baik-baik tentang pelaku. Kaya menjaga nama baik si pelaku padahal dia udah kaya gitu keadaannya. Nabila juga penyayang orangnya. Bahkan Nabila tuh sering banget ke kaka nanyain keadaannya kalau lagi sakit," ungkap Amanda di kediaman korban, Senin (10/6/2024).
Menurutnya Nabila merupakan sosok yang periang dan baik. Bahkan sejak mengalami aksi bullying sejak kelas satu SMK Nabila selalu menceritakan hal yang baik tentang terduga pelaku. Amanda tak menyangka dugaan aksi bullying yang dialami temannya hingga menyebabkan meninggal dunia.
"Nabila itu orang baik, penyabar. Dia gak pernah ngomong yang gak enak, dia memang mendem orangnya. Cerita ke kita yang baik-baik aja," ujar Amanda.
Amanda menuturkan, terakhir kali bertemu dengan Nabila adalah pada tahun baru 2023-2024. Dirinya bermain bersama dan juga itu menjadi pertemuan terakhir dirinya dan Nabila. "Terakhir ketemu tahun baru disitu kita main Bila juga selalu ngomong pengen temenan selamanya," pungkasnya.
Ibu korban, Siti Aminah (42) mengatakan, selama ini anaknya sama sekali tidak pernah menceritakan kejadian yang menimpanya selama hampir tiga tahun di selokah. Ia baru mulai curiga Nabila menjadi korban dugaan bullying itu dari temannya.
"Pas kelas 2 ada temennya cerita Nabila selama ini disuruh-suruh sama pelaku. Disuruh ngerjain tugas, disuruh gendong, dikata-katain kasar. Saya tanya ke Nabila, diam. Saya mau lapor ke sekolah juga gak boleh. Memang anaknya gak enakan,' ujar Siti.
Siti dan suaminya tetap berfikir positif dan percaya anaknya tidak mengalami masalah lantaran ketika berada di rumah tidak ada tanda-tanda tersebut. Namun laporan adanya dugaan perundungan itu kembali diterimanya akhir tahun 2023 ketika anaknya menjalani masa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Puncaknya, tanggal 8 Mei 2024 sikap Nabila membuat aneh ibunya karena tiba-tiba ingin memeluknya. Selain itu, korban mengutarakan kebahagiaannya karena sebentar lagi akan lulus dari sekolah tersebut dan mengatakan akan terbebas dari beban selama tiga tahun.
"Saya masih berfikir positif mungkin lagi cape pulang sekolah dan sebelumnya ada acara jadi panitia. Besoknya langsung ngedrop dan kondisi mentalnya terus menurun, marah-marah gak jelas. Termasuk yang di video yang viral itu mungkin puncaknya. Dari sana makin yakin anak saya jadi korban bully," kata dia.
Siti sudah membawa anaknya itu untuk menjalani pengobatan baik ke dokter hingga pengobatan lainnya. Namun kondisi kesehatan anaknya semakin menurun hingga akhirnya korban meninggal dunia pada 30 Mei 2024.
Selama ini, keluarga sudah berusaha mengadukan kejadian yang dialami anaknya kepada pihak sekolah maupun keluarga terduga pelaku. Namun belum mendapatkan respon yang memuaskan.
"Kami dari awal dapat laporan dari temannya sampai anak drop sudah datang ke sekolah, tapi kayanya terlambat responnya. Ke pelaku juga pas diminta datang ke rumah, responnya gak baik," ucap Siti.
Sejak kejadian itu, Siti mengaku dirinya dan keluarganya tidak perna
(Iwan akar)